Swarantara. com-Menurut para psikolog, orang bisa tidak memiliki rasa malu itu akibat dari pendidikan yang kurang, atau memiliki ijazah palsu untuk menyembunyikan kebodohannya. Akibatnya cara-cara yang culas akan dia lakukan untuk mengatasi kekurangan pendidikannya itu seperti membuat ijazah palsu atau memasang gelar untuk memanipulasi atau memperdaya orang lain agar percaya bahwa dirinya tidak bodoh seperti yang sesungguhnya ada. Maka itu jalan pintas yang dia lakukan melakukan berbagai cara yang culas, berbohong, menipu atau memperdaya orang lain dengan berbagai cara yang dihalalkan.

Orang yang tidak memiliki rasa malu itu juga bisa disebabkan oleh lingkungan — seperti keluarga yang tidak normal — atau lingkungan yang tidak sehat karena hidup dan berkembang dari kondisi dan situasi yang buruk, tidak hanya secara ekonomi, tapi juga dalam lingkungan sosial dan budaya yang parah. Itu semua dapat menjadi penyebab bagi seseorang tidak memiliki rasa malu, hingga memiliki ketegararan untuk berbohong berulang kali tanpa pernah merasa berdosa. Palagi hanya sekedar ingkar janji atau bahkan khianat terhadap kawan, saudara bahkan masyarakat dan rakyat jika dia seorang pejabat.

Oleh karena itu sikap korup, tamak dan rakus begitu gampang dan enteng untuk dia lakukan tanpa measajannta sebagaimana beban moral. Sebab pada dasarnya orang yang tidak memiliki rasa malu itu memang tidak bermoral.

Penyebab lain dari seseorang yang tidak memiliki rasa malu itu juga bisa disebabkan oleh pengalaman hidup yang tidak baik — tidak indah — sehingga hidupnya selalu dipenuhi kepalsuan dan kebohongan atau bahkan tipu daya yang saling menjadikan orang lain sebagai lawan atau kurban hanya untuk dan demi keuntungan diri sendiri. Karena itu di dalam diri orang yang tidak punya rasa malu itu nyaris tidak ada nilai persahabatan, tidak ada nilai persaudaraan, sebab dasar sari rasa tidak punya rasa malu itu adalah puncak dari sifat egoistis hanya mementingkan untuk keuntungan dan enaknya bagi dirinya sendiri. Maha itu jangan pernah bergerak kepada orang yang tidak memiliki rasa malu itu sifat dan sikap kesetiaan, apalagi kejujuran. Sebab dirinya sendiri pun tidak segan-segan akan dia bohongi atau dia khianati sendiri demi ambisinya yang tidak terkendali.

Jika dia seorang pejabat, tidak suvgkan dan tidak ragu untuk menjual atau menggadaikan negeri ini. Bila dia seorang pengusaha tidak segan menempuh jalan paling buruk dan jeji demi dan untuk keuntungan pribadi. Begitulah riwayat hutan yang dia gundul lewat kebijakannya yang culas dan keji itu. Sehingga banjir dabongsong menjadi dera dan derita rakyat seperti bencana di Sumatra yang justru mereka jadikan untuk mempopulerkan diri dengan membangun pencitraan diri. Sementara rakyat yang menderita akibat bencana itu, tidak dianggap sebagai dosa dari perbuatan yang mereka lakukan.

Karena itu, hanta gerakan rakyat yang mampu menyelamatkan rakyat. Bukan hanya untuk meringankan derita rakyat, tapi juga menyelamatkan rakyat dari eksploitasi dari mereka yang tidak memilikib rasa malu san tidak memiliki rasa belas kasihan akibat dari perbuatan mereka yang tidak bijak — tapi tamak, rakus untuk mengunbar birahi angkaranya yang buas seperti hewan fi belantara hutan yang tergusur juga dari habitatnya.

Banten, 5 Desember 2025/Swtr.c-

By Admin9

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *